Afternoon Rain

tumblr_mtuontyM1O1r2mv5oo1_500

Afternoon Rain

author: lightless_star | fandom: EXO | cast: Oh Sehun, Kim Jongin (Kai) | length: drabble | genre: friendship, chibi-fic

summary:

Ditengah hujan disiang hari yang Sehun benci, ia bertemu anak laki-laki berkulit kecokelatan dengan raut wajah kebingungan itu. 

“Senang bertemu denganmu, Kai!”

xxx

Langit kelabu diatasnya mulai meneteskan butir-butir air yang menghujam kota siang ini. Membawa serta udara dingin yang akan melekat di kulit. Untuk anak laki-laki itu, tidak ada yang lebih buruk daripada hujan di siang hari. Ia baru saja keluar dari kelasnya dan akan beranjak pulang saat titik-titik air itu mulai turun. Membuatnya harus mengeluarkan jas hujan dan payung yang dibawakan ibunya tadi pagi dari dalam ranselnya yang berwarna biru tua.

Ibunya bilang kalau ia akan menjemput Sehun ke sekolah jam satu siang nanti. Dan jam tangan hitam di pergelangan kiri Sehun—anak laki-laki itu—sepuluh menit lagi menunjukkan pukul satu siang. Jadi dengan segera, ia mengenakan jas hujan kuning dan payung putih yang dikeluarkannya tadi lalu kaki-kaki kecilnya berlari cepat ke arah gerbang sekolah ditengah hujan yang cukup deras. Tidak mau sang Ibu kebingungan ketika menjemputnya nanti.

Didepan gerbang sekolah pula ia bertemu anak laki-laki itu. Rambutnya hitam dan kulitnya agak kecokelatan. Usianya mungkin sama dengan Sehun, tapi ia memakai seragam yang lain. Berbeda dengan seragam sekolah yang Sehun pakai. Dan untuk Sehun, seragam itu terlihat kuno. Anak itu berdiri disana sejak tadi, mungkin dia kebingungan. Atau bisa saja dia tersesat saat akan pulang dan memutuskan untuk berhenti dulu disini.

Sekolah sudah mulai sepi saat itu, hanya tinggal beberapa anak saja yang menunggu jemputan di gerbang depan sekolah. Dan dari semua orang yang ada disitu, entah kenapa mata kecokelatan Sehun selalu memperhatikan si anak berambut hitam itu. Yang berdiri disana sejak tadi, tanpa berniat pergi barang sedetikpun. Kepalanya ditundukkan, sehingga Sehun tak dapat melihat wajahnya dari jarak sejauh ini.

Apa dia menangis karena tersesat atau kebingungan mencari orangtuanya?

Merasa harus menolong orang lain yang sedang kesusahan, Sehun menghampiri anak itu.

“Hei! Kau akan kedinginan kalau berdiri disana terus!” Serunya. Anak laki-laki didepannya lalu mengangkat kepala, mata hitamnya membulat dan ekspresinya terlihat bingung. Namun Sehun tampaknya tak peduli.

“Ayo pakai payungku. Kau lebih butuh benda ini sepertinya. Kalau aku, sih masih ada jas hujan ini,” Sehun mengulurkan tangannya yang memegang payung pada anak laki-laki yang tak dikenalnya itu. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman ramah. Namun anak dihadapannya masih dengan ekspresi bingungnya, tak menyambut uluran tangan Sehun.

“Kau pasti sungkan, ya? Tidak apa-apa kalau begitu. Asal kau tahu, aku manusia paling kuat dengan jas hujan ini. Aku tak apa-apa dengan air yang daritadi sangat deras ini! Aku tinggalkan disini saja, ya,” lanjutnya dengan nada bangga dan polos khas anak-anak. Diwajahnya masih ada segaris senyum untuk anak berkulit kecokelatan tanpa nama itu. Kemudian satu tangannya meletakkan payung berwarna putih itu kehadapan anak laki-laki tadi. Kali ini berbeda, anak itu menatap Sehun lalu tersenyum ramah menampakkan deretan giginya yang berbaris rapi.

“Sehun-ah!” suara seorang wanita memanggil Sehun dari arah belakang dan membuat anak berusia sembilan tahun itu menoleh. Ternyata Ibunya sudah datang menjemput. Meninggalkan anak laki-laki yang ditemuinya tadi, ia langsung berlari menuju Ibunya yang berdiri didekat mobil mereka dengan sebuah payung ditangan kanannya.

Beberapa langkah setelah itu, Sehun berbalik.

“Siapa namamu?”

“Kai.”

“Senang bertemu denganmu, teman baru!”

Kai tersenyum sekali lagi, namun tak membalas salam perkenalannya. Sehun lalu berbalik dan berlari kearah ibunya kemudian segera masuk ke mobil setelah melepas jas hujannya yang basah.

“Kemana payungmu, Sehun-ah?” tanya Ibunya saat mereka hendak beranjak dari sekolah.

“Tadi temanku, Kai kedinginan karena dia tak membawa payung saat hujan. Jadi aku berikan saja payungku untuknya. Agar seragamnya tidak makin basah.”

“Sehun baik sekali, ya. Hahahaha. Kai? Ibu baru mendengar namanya. Apa dia tidak pernah berkunjung kerumah kita?”

“Belum. Dia teman baruku. Sepertinya dia tidak sekolah disitu. Seragamnya agak mirip denganku, tapi rompi yang dikenakan Kai warnanya merah,” ucap Sehun, pandangannya melihat keatas. Mengingat-ingat seperti apa rupa teman barunya tadi.

“Mirip dengan seragam ibu waktu masih sekolah ditempatmu dulu, ya. Haha,” ucap ibunya, lalu tertawa kecil.

“Sungguh? Kebetulan sekali,” Sehun menanggapi seadanya. Dalam otaknya, ia terbayang model seragam Kai yang ia pikir kuno tadi, bagaimana seragam lusuh itu melekat ditubuhnya. Seperti sudah lama sekali dipakai. Sehun mengerutkan dahinya, dalam hati anak itu merasakan sesuatu yang mengganjal. Tapi dengan cepat ia menggeleng, menghapus pemikiran aneh tak masuk akal tadi.

..

“Teman?”

Kai menundukkan kepala. Hujan yang turun semakin deras sama sekali tak terlihat menganggunya.

Sebuah senyum terlengkung dibibirnya, ada rasa senang karena akhirnya ada yang memanggilnya seperti itu dan menyadari keberadaannya setelah sekian lama.

Tangan mungil anak laki-laki berambut hitam itu kemudian terulur kedepan. Mencoba mengambil payung putih yang ditinggalkan Sehun tadi. Namun gagal.

Benda itu selalu menembus genggaman tangannya, tak mampu ia raih.

 

-fin-

3 pemikiran pada “Afternoon Rain

  1. Wah jadi si Kai ini ceritanya hantu ya?? /hiraukan/Aku suka FF Friendship kayak ini… feelnya dapet banget. Salam Kenal!

Tinggalkan komentar